Sunday, May 18, 2008

NGOPI (Ngobrol ringan dan berpikir) tentang NASIONALISME (sebuah renungan memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional)



Mungkin tema ini kedengaran basi dan naïf bagi sebagian orang.
Yang hidupnya sudah menganut nilai dari lagunya si Maia (Emang Gue Pikirin..)
Tapi aku ingin mengungkapkan isi hati.
Dan pemikiran yang menggelitik isi perutku sembari minum secangkir kopi merk lokal.

Ngobrol tentang sebuah negeri yang punya alam sangat indah.
Tentang negeri yang sedang terpuruk karena berbagai krisis.
Tentang negeri yang para perempuannya menangis karena tak mampu membeli susu bayi,
dan para prianya merasa tak berharga karena tak mampu mempertahankan dapurnya terus mengepul.
Tentang negeri yang tidak pernah selesai memberantas tikus-tikus pengerat keuangan negara yang patah tumbuh hilang berganti.
Tentang negeri yang sedang kecewa karena kehilangan si Thomas dan bangga karena hampir meraih si Uber.. (Ada presenter yang menghibur dengan mengatakan “Yah, gak apa deh kita gak dapat Thomas Cup, kan kita masih punya banyak Thomas: Thomas Djorghi, Thomas Nawilis, dll). Duhh dijamin kalo aku jadi produser siaran bakal mikir-mikir deh memakai ulang tuh presenter!)

Dari sepuluh orang yang kukenal, delapan orang akan mengatakan mereka tidak bangga sebagai orang Indonesia. Kok bisa ya?
Kalau mengatakan bangga, pasti diketawain soalnya.
Bahkan ada seorang yang kukenal dengan baik terang-terangan menunjukkan kebenciannya kepada negeri ini. Bukan masyarakat awam lho, tapi orang yang sangat capable dalam bidang hukum dan sering jadi pembicara di beberapa forum keagamaan.

Hmmm..
Aku gak mau jadi orang naif.
Tapi aku juga gak mau jadi orang yang tidak tau diri.
Yang lahir, tumbuh besar dan mengais rejeki dari tanah negeri ini.
Mungkin tak banyak yang bisa kuberikan bagi negeri ini.
Hanya secuil pemikiran dan kebanggaan.
Yang dengan susah payah harus tetap kupertahankan di tengah situasi yang membuat kebanggaan itu menjadi begitu sulit.
Yang sering diganggu oleh perasaan gemas dan geregetan karena yang dibangga-banggakan malah sering berdiam dan mempermalukan dirinya.
Dicela oleh bangsa lain..
Dan lebih parah: dimaki habis-habisan oleh bangsa sendiri!

Aku bukanlah seorang traveler kelas dunia.
Yang sudah menjelajah ke negeri-negeri orang.
Bukan seniman atau budayawan.
Yang secara khusus mendalami asset budaya bangsa ini.
Bukan juga aktivis partai politik.
Yang mengerti dengan benar soal hukum dan berbagai dinamika berbangsa bernegara.
Hanya seorang perempuan berstatus “Ibu”

Tetapi dari perjalanan yang telah kutempuh .
Menyusuri sudut-sudut keindahan alam negeri ini.
Menikmati keramahan penduduk setempat.
Memakai barang-barang produksi dalam negeri (gak fanatik sih..)

Aku ingin katakan..

Alam kita adalah yang paling indah dari semua negara di dunia.
Orang kita adalah yang paling ramah dari negara lain.
Makanan khas dari penjuru daerah di negeri ini pasti lebih enak daripada negara lain.
Rempah-rempah, hasil hutan, hasil laut kita paling bikin iri negara lain.
Budaya kita adalah yang paling lengkap dan beragam.
Seni kita adalah seni yang cukup berkelas.
Kreativitas bangsa kita tak kalah dengan bangsa lain.
Kekayaan alam kita seharusnya sanggup memberi makan 200 juta jiwa.
Orang-orang pintar negeri kita bisa jauh lebih pandai dari ilmuwan negeri seberang.

So..
Apa yang salah dengan nasionalisme kita?
Takkan habis kalau kita membahas yang negatif.
Karena semua media, semua orang, setiap hari telah membahasnya.
Menimbulkan pesimisme massal yang tiap detik makin meningkat.
Sehingga lupa bahwa masih ada harapan meski nyaris tak terlihat.
Tertutup oleh berbagai kekacauan sistem, kebobrokan integritas para penyelenggara negara, kelemahan hukum, kriminalitas, terorisme, dan turunnya moralitas bangsa.

Tapi satu hal, kita masih bisa berbuat sesuatu.
Sekurang-kurangnya hal-hal kecil yang kita temukan sehari-hari.

Jangan hanya katakan “Aku benci negara ini!”
Tapi buatlah sesuatu sehingga dapat mencintainya.

Jangan hanya katakan “Aku akan menyekolahkan anakku keluar negeri saja!”
Tapi ingatkan dia untuk kembali membangun negeri ini dengan integritas seorang pemimpin.

Jangan hanya katakan “Kasihan sekali orang-orang di tv yang rebutan sembako itu!”
Tapi cobalah berikan setangkup roti isi pada anak yang mengetuk jendela mobilmu.

Jangan hanya katakan “Hukum Kasih adalah yang tertinggi!”
Tapi kita masih memandang aneh pasangan berkulit hitam – kuning berjalan di mall.

Jangan hanya katakan “BBM naik, rakyat sengsara!”
Tapi cobalah juga untuk bijak membelanjakan uang kita.

Jangan hanya katakan “Bagaimana nasib anak-anak kita kelak di negeri ini?”
Tapi didiklah dia juga untuk punya kepedulian pada orang lain.

Jangan hanya katakan “Televisi merusak moral bangsa!”
Tapi janganlah menggantikannya dengan mall dan Timezone melulu.

Jangan hanya bermimpi untuk selalu keluar negeri.
Tapi hanya tahu Bali sebagai wisata domestik. (Kasian deh lu…)

Jangan hanya katakan “Barang branded memang lebih bermutu!”
Tapi cobalah mengapresiasi batik yang saat ini sedang nge-trend kembali (anehnya ada penjual di butik yang berpromosi dengan mengatakan: “Batik impor, batik impor..!” Masya ampun!! Dari mana aja tuh orang selama ini ya? )

Aku berduka dengan kepergian seorang Sophan Sophiaan (Ibu Widyawati, I think u’re the happiest celeb’s wife! Pasti berat kehilangan orang yang selalu mengakhiri malam dan memulai pagi dengan kecupan tanda cinta.. ehm ehm.. kebawa melankolis nih..)

Tapi aku bersyukur karena kepergiannya mengingatkan kita.
Untuk terus peduli dan melakukan sesuatu bagi bangsa ini.
Haruskah kita kehilangan lagi banyak patriot seperti itu.
Untuk dapat menggugah kesadaran nasionalisme kita?

Saat ini aku sedang berusaha untuk mendaftarkan my little Joy
Ke sekolah yang punya motto “Building The Nation Through Education”.
Semoga kelak, dia punya kualitas seorang yang berilmu, berTuhan, berkarakter dengan satu integritas yang baik.

Untuk memberikan sesuatu bagi lingkungannya.
Untuk menjadi garam dan terang bagi orang sekitarnya.
Untuk membangun negeri ini.
Negeri indah yang bernama INDONESIA.

1 comments:

All About Love and Friendship said...

ce ning, tulisannya OK buanget.........;)
maklum, dulunya pimred sih....;p
keep on writing n being a nationalist person