Saturday, July 14, 2007

Tuhan marah pada Harry Potter (?)



Tadi aku ke Royal Plaza.
Bersama my little Joy dan pembantu kami yang sekaligus juga penjaga anakku.
Belanja, jalan-jalan.
Iseng mampir di 21, siapa tahu masih ada seat untuk film Harry Potter terbaru.
Ternyata ada.
Tapi di baris kedua dari depan.

Hmmm..
Nggak enak sih tempatnya.
Tapi penasaranku gak bisa ditahan,
Untuk melihat film yang semua seri dan novelnya jadi koleksiku itu.
Jadilah, 2x20rb berpindah tangan (karena malam minggu, jadi harga tiket termahal).
Filmnya masih akan main dua jam lagi.

Kuisi waktu dengan berbelanja.
Cuci mata.
Membeli bantal di index yang meski diskon 50% tetap masih menguras kocek.
Bantal dengan lapisan berisi biji kopi di satu sisinya.
Kata penjualnya, melancarkan peredaran darah.
Ya sudahlah, memang aku butuh.
Karena sakit yang berkepanjangan pada leher dan punggungku.
Semoga manjurlah.
Lalu mengajak Joy-ku bermain di playground yang banyak terdapat di mall-mall.

Pukul 18.45.
Setelah makan di Hoka-Hoka Bento (favoritku sih cuman saladnya, hihihi...),
kami langsung naik ke 21.
Film sudah dimulai rupanya.

Segera kami duduk dan mengambil posisi.
Joy kututupi sweater yang sengaja kubawa untuk menghalau dinginnya ac bioskop.
Joy juga nampak penasaran, karena aku bilang bahwa kita akan nonton tentang sihir-sihir.
(Fyi, dia sangat suka cerita putri2 seperti putri salju yang ada tokoh nenek sihirnya!)

Ternyata dugaanku keliru.
Pengalaman nonton Denias, Pirates of Carribean, dan Robby Hood yang bisa dinikmati oleh Joy, ternyata tidak terjadi di film ini.
Entah karena tempat yang terlalu depan,
Atau karena banyak suara2 yang mengagetkan dan menyeramkan (yang juga sangat keras karena dolby stereo),
Serta sinematografi yang serba kelam,
Malah membuatnya takut.

Alhasil, 10 menit pertama kuhabiskan untuk menenangkannya.
Karena terus merengek dan menangis ketakutan,
maka kusuruh pengasuhnya membawanya keluar.
Kubekali dengan uang secukupnya,
Agar dapat mengajaknya bermain beberapa permainan dan hiburan.
Sambil menungguku selesai nonton.

Oke..
Suasana sudah tenang.
Aku tahu panjangnya film ini 139 menit.
Pukul 8, hatiku sudah gelisah.
Bagaimana kalau anakku mulai bosan, ngantuk dan kecapekan?
Bagaimana kalau pengasuhnya kehabisan akal?
Sementara Harry Potter semakin tegang dan menarik.
Film ini 1 jam lagi baru berakhir.

Kumantapkan hati.
Kutinggalkan film itu.
Masih ada lain kali untuk melihat film dari novel favoritku.
Demi my little Joy.
Yang kutemukan dia di bawah eskalator.

Dan yang sepanjang jalan pulang terus berkata,
"Joy tidak suka Harry Potter" (beberapa kali terpeleset menjadi "helikopter")
"Joy hanya suka Putri Salju.
"Suaranya Harry Potter terlalu besar"

Kemudian ditambahkan lagi.
"Tuhan pasti akan marah sama Harry Potter."
(kurasa ini karena aku sering mengatakan bahwa Tuhan bisa marah sama anak2 yang tidak mau dengar nasehat orangtua, hehehe...)
Atau juga karena ia tahu, Tuhan tidak suka pada hal-hal yang menakutkan seorang anak kecil!

Hmmm, mungkin benar juga.
Tapi lebih tepatnya,
Tuhan mungkin akan marah padaku.
Jika aku memaksakan nonton Harry Potter dan mengabaikan anakku.
Hahahaha...

Bagaimanapun,
Thank's Harry!
Aku jadi tahu kapan harus membawa my little Joy di bangku 21.
Pelajaran yang kecil, tapi menggelitik bagiku.
Pelajaran seharga 40 ribu.
Pelajaran seharga 2 tiket Harry Potter!



0 comments: