Friday, July 13, 2007

Guardian Angel



Istilah ini sebenarnya mengandung banyak persepsi.
Di cerita-cerita religi,
Guardian angel adalah sosok yang abstrak.
Di serial korea,
Angel adalah seorang lelaki bodoh namun sangat baik hati.
Di beberapa film action,
Anggota mafia pun dapat dijuluki demikian.

Tapi aku mau menulis tentang hal ini,
karena aku BENAR-BENAR memilikinya.
Sembilan tahun dia diam di hatiku seperti itu.
Meski mungkin tak kusadari.
Atau juga tak disadarinya.

Aku ingat,
Semasa kuliah dulu.
Setiap aku membutuhkan sesuatu atau seseorang,
Dia akan datang seperti jelmaan.
Tanpa diminta, atau ditelepon (apalagi sms__jaman itu aku tidak punya hp!)
Seperti tahu apa yang ada di pikiranku.
Seperti punya telepati.
Aneh.
Misterius.
Namun menenangkan.
(Sepertinya ia tidak sadar hal ini, karena juga tidak pernah kuungkap!)
Mungkinkah kumiliki dia selamanya?

Tak terhitung desah nafas penuh kelegaan.
Ketika ia muncul di depan pagar kostku.
Segala gundah jadi sirna.
Seperti sebuah cahaya.
Terang, tapi tidak menyilaukan.
Lembut terasa, tapi kuat mencengkeram.

Ia hadir di saat-saat tersulit dalam hidupku.
Menghiburku saat air mata jatuh tanpa kompromi.
Tidak tertawa pada saat-saat yang paling memalukan dalam hidupku.
Tidak ikut menyalahkan meski aku salah.
Menghangatkan di saat terdingin yang pernah kurasakan.
Menjadi perisai dari serangan hujan dan panas.
Bahkan gangguan orang iseng ^_^
Mendengarku saat aku bicara demikian banyak.
Mendampingiku dalam diam, saat aku tak ingin bicara.
Tetap di sisiku di puncak tertinggi kebahagiaan,
Juga di jurang terdalam kekelaman.

Tanpa meminta apapun.
Tanpa peduli apapun.
Hanya menyediakan dirinya.
Untuk ikut memikul bebanku.
Mengikuti energiku,
Menelusuri tiap lekuk misteri dunia ini.
Tanpa lelah, tanpa keluh, tanpa penyesalan.

God is so good.
Karena menyediakan sosok nyata dalam hidupku.
Sahabat.
Pelindung.
Penghibur.
Penyuntik semangat.
Pemberi inspirasi.
Bukan khayalan semata,
atau konsep abstrak yang sulit kupahami.

My guardian angel.
Datang dan pergi dalam kehidupanku.
Ia datang hanya karena membaca isyarat mataku.
Ia pergi dengan sebuah penanda.
Ungkapan sayang di keningku,
menjadi isyaratnya.
Bahwa aku takkan melihatnya dalam waktu yang lama.
Penanda yang meneduhkan.
Sekaligus menyayat hati.
Menimbulkan tanya dalam diam
Kemana hidup membawanya?
Bahagiakah dirinya?
Siapakah yang menemani melewati hari?

Tulisan ini juga menandai penyesalanku,
karena tak pernah hadir untuk dia.
Tak ada pada saat terpahit dalam hidupnya.
Mengabaikannya ketika aku dikelilingi bahagia.
Tidak pernah bisa memberikan cinta,
Seperti cinta yang diberikan bagiku.

Maafkan aku, malaikatku.
Tidak pernah menjadi soulmatemu.
Karena selamanya tidak pernah setara bagiku.
Aku manusia, kau malaikat (kamu pasti selalu geli dan merasa tidak pantas bila kusebut dengan istilah ini..).
Hingga saat ini,
Tak pernah berubah.
Satu hal yang kutakutkan,
Adalah melukaimu.

Terima kasih, malaikatku.
Telah mendampingiku hingga saat ini.
Meski kini hanya dalam bayangan.
Tidak untuk diraih,
Tapi untuk disyukuri dalam tiap bait doaku.
Mendekatkanku pada Dia yg mencipta kita.

Pernah kau katakan,
Mungkin selamanya kau ditakdirkan menjadi pelindungku.
Aku tertawa mendengarnya.
Kejam sungguh aku,
Mengikatmu dengan peran itu.
Sementara banyak hati yang butuh hatimu.
Dan akan datang saatnya,
Dimana seluruh hati, jiwa dan ragamu
Hanya diperuntukkan bagi satu orang
Bahkan peran guardian itu pun
Harus kulepaskan.


Demi cinta.
 
Cinta yang benar dan tidak melukai.

Dan demi sebuah pembelajaran
tentang cinta.



1 comments:

Anonymous said...

Great work.